KISAH FIR’AUN SANG PENGUASA ZALIM: MENGAMBIL PEMBELAJARAN DARI SIFAT ZALIM YANG MEMBUAT FIR’AUN HANCUR BERDASARKAN QS AL A’RAF AYAT 131-136



Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami sifat sifat tercela yang ada pada Fir’aun dan menghubungkannya dengan keadaan saat ini agar terhindar dari kehancuran seperti yang terjadi pada Fir’aun dan kaumnya. Melalui Tafsir, literasi jurnal dan artikel terkait. Sifat-sifat tercela yang ada pada fir’aun dan dijelaskan dalam surah Al-A’raf ini diantaranya sifat sombong dan zalim yang terkadang sudah dianggap hal yang wajar pada saat ini namun dalam Al-Qur’an Allah sudah jelas jelas melarangnya, seperti pada surah lukman ayat 18 yang memiliki arti “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”.

Kata Kunci: Fir’aun, Bani Israil, Nabi Musa as, sombong, zalim, Al-A’raf.

Abstract

The purpose of this research is to identify and understand the reprehensible traits present in Pharaoh and relate them to the current situation in order to avoid destruction similar to what happened to Pharaoh and his people. Through interpretation, literary journals, and relevant articles, the reprehensible traits found in Pharaoh and described in Surah Al-A'raf include arrogance and tyranny, which are sometimes considered acceptable in today's society but are clearly prohibited by Allah in the Qur'an. For instance, in Surah Luqman, verse 18, it states, "And do not turn your cheek [in contempt] toward people and do not walk through the earth exultantly. Indeed, Allah does not like everyone self-deluded and boastful.".

Keyword: Fir’aun, Bani Israil, Prophet Musa as, vanity, unjust, Al-Araf.

Pendahuluan

Firaun sang penguasa mesir kuno pada zaman Nabi Musa as yang kejam Kisah Fir'aun, penguasa Mesir kuno pada masa Nabi Musa as, adalah salah satu kisah yang menarik dan penuh dengan pelajaran moral. Kisah ini terdapat dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 131-136. Fir'aun adalah sosok yang sangat sombong, kejam, dan zalim. Dia mengklaim sebagai tuhan dan menganiaya kaum Bani Israil yang merupakan sebuah kaum yang dilindungi oleh Allah swt dan mendusta. Kisah Firaun, kaum Bani Israil dan Nabi Musa as saat ini menjadi sebuah pesan kepada kita di zaman ini yang mana pada masa kini banyak sifat sifat zalim yang dimiliki oleh manusia saat ini padahal secara jelas Allah sudah memerintahkan kita untuk berbuat kebajikan, allah berfirman dalam surah An-Nahl 90.

اِ َّن ْغيِ بَ ْ ُمْن َكِر َوال ْ ِء َوال ۤ فَ ْح َشا ْ ْن ٰهى َع ِن ال ْرٰبى َويَ قُ ْ ِئ ِذى ال ۤ ِن َواِ ْيتَا ْْلِ ْح َسا ْد ِل َوا عَ ْ ِال ُمُر ب ْ ْم ُك هّٰللاَ يَأ َّ يَ ِع ُظ ُكْم لَعَل تَذَ َّكُرْو َن

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(Qs. An-Nahl ayat 90)

Ayat tersebut secara jelas memerintahkan kita agar berlaku adil dan berbuat kebajikan dan melarang untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar serta meminimalisir permusuhan. Perintah untuk melakukan kebajikan dan menjaga sifat sangat sering dibahas di Al-Qur’an, terlebih sifat ini merupakan sebuah bagian dari tatakrama dan sopan santun, penting bagi kita memiliki sifat yang baik jangan sampai memiliki sifat yang buruk dan menjadikan kita dikucilkan dan tidak mendapat syafaat dari Nabi Muhamad saw di hari akhir nanti. Sifat juga menjadi hal yang diturunkan ke generasi selanjutnya, jangan sampai generasi selanjutnya yang kelak menjadi pemimpin di negri ini memiliki sifat yang buruk dan jauh dari ajaran Al-Qur’an dan hadist. Makadari itu alasan penulis menggunakan judul Mengambil Pembelajaran Dari Sifat Zalim Yang Membuat Fir’aun Hancur Berdasarkan Qs-Al A’raf Ayat 131-136 karena sudah banyak contoh orang yang hancur karena memiliki sifat yang buruk seperti Fir’aun yang akhirnya hancur karena keangkuhannya, jangan sampai di generasi sekarang ini terjadi kembali dan mari kita sama sama belajar dan merubah diri agar menjadi suri tauladan yang baik sesuai yang dicontohkan oleh Nabi Muhamad saw.

Metode

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pendekatan studi pusaka menggunakan teknik analisis secara deskriptif untuk mengambil pembelajaran dari literatur literatur, jurnal dan buku agar menghasilkan kesimpulan yang dapat berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya dan mencari tahu sifat apa saja yang dimiliki oleh Fir’aun dan apa saja yang dilakukannya yang membuatnya menjadi hancur.

Pembahasan

Surah Al-A’raf adalah surat ke tujuh didalam Al-Qur’an yang memiliki arti tempat yang tinggi, surat ini adalah surat yang turun di Mekah. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Az-Zuhri bahwa Qs. Al-A’raf ini turun berkenaan dengan pemuda annashar yang mengikuti bacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan rasulullah sebelum beliau membacakannya. Dalam surat Al-A’raf membahas tentang tempat yang tinggi diantara neraka dan surga. Surat Al-A'râf berisi kisah Nabi Musa as dan Bani Israil selama di Mesir, dan juga saat keluar dari Mesir serta beberapa pembangkangan yang dilakukan Bani Israil selama di perjalanan namun tidak mendetail. Dalam materi kali ini penulis akan membahas tentang Qs. Al-A’raf ayat 131 sampai dengan ayat 136 yang menceritakan kisah Nabi Musa as. dan Fir’aun yang merupakan penguasa zalim pada masa itu. Sesuai yang tertera pada Qs. Al-A’raf ayat 131 yang berbunyi:

Lihat Secara Lengkap

Penulis: Member of Manajemen "H"